Sajak-Sajak Mieci




  


NYANYIAN RINDU
 

Di balik malam yang temaram
Kuselipkan nada rindu pada keringnya musim kemarau
Sedangkan kegelisahanku tetap dinyanyikan hujan
lalu, masihkah ada letak rindu dalam puisi?
Sedangkan kerlip kaca-kaca masih kulihat
Di sepinya kota yang hilang
Engkau seakan tak perduli
Pada tangisan perempuanmu
Di tengah hari yang surup
Perlihatkanlah sebaris kisah dari nyanyian rindu
Yang masih hangat di kopi kita


Sumenep, 2016






RINDU YANG TERGANTUNG
 

Kelelawar malam mulai berhamburan di luas langit yang hitam
Menerjemahkan rindu terbaca kelam
Serpihan rumah-rumah kaca selapis lampu silau tak sementereng cahaya bintang
Akankah senja yang sepi,
Bintang yang menjelma,
mampu mengembalikanku pada diksi diksi puisimu
Sedang kisah pencarianmu tak pernah berakhir
apa yang kau ambil dari hatiku kasih?
Dan apa maknaku dimatamu
kembalikan jika hanya kau jadikan kelabu
Aku tak mau berlarut-larut kau menjadikanku sebagai mainanamu

Tarate, 2016



SURAT DARI LANGIT
 

Mungkin, kabar kepergian akan membuatmu kembali melihat
Tentang sajak-sajak di malam yang pekat
Tentang doa-doa yang terpanjat
Tentang hati yang selalu merindukan wajahmu yang gaharu
Mungkin kepergianku akan segera
Sebab, sampanku sudah ingin berlayar lagi
Sebentar lagi ombak adalah bantal dalam tidur
Sedangkan angin selalu setia menjadi selimut dalam dingin
Jika itu sudah terjadi
Aku harap hujan air mata
Tidak menjadi doa dalam hilangku
Sedangkan di langit lurus
Cerita kita tak pernah
usai dinyanyikan usia


Sumenep, 2016



 


 Miechi,  adalah nama pena dari perempuan yang bernama asli Lailiyatul Jamilah, menyenangi dunia tulis menulis sejak duduk di bangku mandrasah tsanawiyah. Alumnus pondok pesantren Annuqayah.

0 Response to "Sajak-Sajak Mieci "

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel