Mahasiswa dalam Tuntutan Modernisasi





Mahasiswa berasal dari dua kata, ‘’Maha’’  yang berarti besar dan “Siswa” yang berarti pelajar. Dengan demikian dapat kita tarik definisi umum bahwa mahasiswa adalah pelajar luar biasa yang belajar di institusi perguruan tinggi. Namun banyak orang meniadakan makna tersebut dan lebih fokus pada fungsi mahasiswa dalam keilmuan dan kemanusiaan.

Seringkali dikatakan bahwa mahasiswa berfungsi sebagai agent of change (Agen perubahan), yang dimaksudkan untuk merubah sesuatu yang kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman menuju perubahan yang lebih baik, integeratif dan berkemajuan. Hal itulah yang membedakan anatara mahasiswa dengan siswa di sekolah dasar dan menegah. Usia siswa tidak dituntut untuk ambil peran dalam perubahan, dengan kata lain hanya konsisten pada pendalaman ilmu pengetahuan saja.
Dalam melaksanakan fungsinya, mahasiswa mengacu pada Tridharma Perguruan Tinggi yang menjadi pedoman dalam perjalanan mahasiswa semasa perkuliahan, atau bahkan ketika kembali ke lingkungan masyarakat. Tridharma yang dimaksud adalah pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Pendidikan ditempuh melalui ranah akademis atau pembelajaran kelas kuliah di kampus, yang didalamnya terdapat bidang keilmuan yang digantung pada program studi pilihan masing-masing mahasiswa. Karena itu maka ada istilah “jurusan” di setiap perguruan tinggi, semisal jurusan Matematika yang difokuskan keilmuannya pada bidang matematika saja.
Penelitian dimaksudkan untuk menganalisa kesesuaian antara teori perkuliahan dengan realitas yang ada di masyarakat. Jika di masyarakat ada salah satu bidang keilmuan yang penerapannya kurang baik, artinya tidak sesuai dengan teori, maka tugas mahasiswa adalah memberikan solusi untuk perbaikan ke depan. Namun jika yang ada di mayarakat berupa realitas yang baru dan memajukan bidang keilmuan tertentu, maka tugas mahasiswa menciptakan teori baru sehingga mampu diterapkan di wilayah yang lain.
Pengabdian masyarakat memiliki maksud bagaimana mahasiswa mampu menerapkan teori perkuliahannya di masyarakat sesuai keilmuan tertentu. Misalnya, jurusan Pendidikan Agama Islam. Maka tugas mahasiswa adalah ikut mendidik (menjadi guru) dalam bidang agama islam di lembaga tertentu.

Tipologi Mahasiswa
Masing-masing mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi memiliki tipe yang berbeda sesuai dengan pilihan dan gaya hidupnya masing-masing. Hal tersebut tergantung pada tujuan utama dan target mahasiswa tertentu ketika kuliah di perguruan tinggi. Secara umum, setidaknya ada
  1. Akademis
Mahasiswa tipe ini lebih fokus pada perkuliahan kelas dan penguasaan teori. Dia tidak suka pola belajar dalam bentuk diskusi-diskusi yang tidak sesuai dengan jurusan atau keilmuan yang didalaminya. Biasanya, mahasiswa dengan tipe memiliki nlai lebih dalam bidang keilmuan, namun kurang dalam penerapan atau praksisnya. Dalam tridharma PT dia hanya mencapai pada taraf pendidikan saja.
  1. Hedonis
Hedonis berarti mencari kesenangan. Pasalnya, mahasiswa dengan tipe hedonis cenderung hidup berfoya-foya, jalan-jalan; sekaligus mengabaikan bidang keilmuan atau akademisi. Dia berkuliah hanya untuk bersenang-senang dan memperbanyak teman saja. Tidak mementingkan kajian keilmuannya. Mahasiswa dengan tipe ini bisa masuk pada mana saja, terutama pengabdian, asalkan bisa membuatnya senang. Teori dikesampingkan.
  1. Pragmatis
Pragmatis berarti mencari manfaat. Biasanya, mahasiswa dengan tipe pragmatis cenderung beranggapan bahwa kuliah itu untuk mendapatkan gelar sarjana dan kelak mudah mendapat pekerjaan saja. Dia tidak mementingkan tridharma perguruan tinggi. Yang dibutuhkan hanyalah ijazah semata.
  1. Aktivis
Aktivis berarti menyukai keaktivan, baik dalam hal pembicaraan ataupun tindakan. Mahasiswa tipe ini menyukai forum-forum diskusi, baik di dalam maupun luar kelas, serta fokus pada isu-isu aktual yang terjadi saat tertentu. Dia suka mengabaikan kelas, aktif di luar dan dalam pergerakan. Dia lebih pada bidang pengabdian masyarakat saja.  
  1. Idealis
Idealis berarti mengutamakan ide dan pergerakan. Dia tidak meninggalkan akademi atau kelas kuliah dan juga memntingkan pengabdian atau pergerakan di luar kelas. Dia masuk pada bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tipe inilah yang dicari oleh masyarakat dan kemajuan zaman sekarang ini.
Itu hanya sekulumit tiologi mahasiswa yang dilihat secara umum sesuai kecenderungan masing-masing. Bahkan masih banyak lagi tipologi mahasiswa yang tidak bisa dijelaskan secara keseluruhan. Karena manusia memilii perbedaan satu sama lain.

Mahasiswa Di Dunia Modernisasi
Di usia ini mahasiswa memiliki tantang yang besar, kaitannya dengan perkembangan dan persaingan arus dunia globalisasi. Mahasiswa hari ini tidak cukup hanya dengan dunia akdemis, apalagi hedonis dan pragmatis. Mahasiswa dituntut untuk benar-benar mendalami bidang keilmuan tertentu, penelitian dalam masyarakat dan pengabdian atau pengaplikasian sesuai kebutuhan zaman. Dalam hal ini mahasiswa memerlukan pola pikir integeratif antar semua bidang keilmuan agar kelak dapat membaca situasi dan kondisi negaranya. Tentu saja dengan banyak membaca buku, diskusi dan terjun ke masyarakat.

15025236_1176441682445996_3155101304075436418_oAli Munir S., mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2014. Aktif menulis dan menjadi pemerhati media.

0 Response to "Mahasiswa dalam Tuntutan Modernisasi"

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel