Impor Beras Tidak akan Merugikan Petani?


Laman Gajahwong-Kebijakan pemerintah tentang impor beras sebanyak 500 ribu ton diharapkan membuat para pedagang atau pengusaha beras mengucurkan beras yang masih tersimpan di gudang.
Muhammad Firdaus, Guru Besar Ilmu Ekonomi di Institut Peratanian Bogor (IPB), menilai bahwa impor beras saat ini diperlukan seiring cadangan beras Bulog yang sudah di bawah normal, sekitar 900 ribu ton. Tercatat penurunan stok beras mediaum di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sejak Oktober tahun kemarin.
Kondisi tersebut telah menjadikan harga beras medium di pasaran melonjak tinggi seharga Rp.11.000-Rp.12.000 per kilogramnya, berada di atas Harga Eceran Tertinggi sebesar Rp.9.450 per kilogram untuk wilayah produsen beras.
“Bukti stok di pasar itu yang paling valid. Jadi, impor beras dimaklumi untuk memberikan efek psikologis kepada yang menyimpan beras di gudang,” tambah Firdaus.
Menurutnya, jumlah impor beras sebanyak 500 ribu ton tidak akan mempengaruhi gabah di tingkat petani. Karena beras sebanyak itu hanya akan memenuhi kebutuhan konsumen selama dua pekan, sebelum petani panen raya pada bulan Maret mendatang.
Sekalipun demikian, Firdaus berharap agar pemerintah komitmen untuk membeli seluruh hasil panen raya petani nantinya. Jangan sampai impor beras membuat para petani diabaikan dan merugi.
Guru Besar IPB yang lain, Dwi Andreas Santosa, menanggapi bahwa dengan dibukanya jalan impor beras oleh pemerintah merupakan bukti tidak akuratnya data produksi yang dirilis oleh Kementerian Pertanian. Sebelumnya, Kementerian Pertanian mengklaim pasokan beras akan aman dan bahkan surplus sampai 17,4 juta ton di tahun 2017. Tetapi faktanya harga di pasaran terus naik dan membuat konsumen mengeluh.
“Dimana barangnya? Bulog saja yang fasilitas penyimpanannya terbesar di Indonesia hanya mampu menampung 3 juta ton. Meskipun Kementerian bersikeras soal produksi surplusnya, yang jelas harga tidak akan pernah bohong,” ucapnya.
Pendistribusian beras impor akan dilakukan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), menggandeng mitra usaha beras, mulai akhir Januari tahun ini. Saat ini pihak PPI masih mencari penyuplai dari negara-negara eksportir, yang meliputi Myanmar, Pakistan, Vietnam dan Thailand.
“Paling 5-6 hari kerja perjalanannya. Kami optimistis akhir Januari masuk dan didistribusikan ke seluruh pasar,” kata Agus Andiyani selaku direktur PPI.
Oke Nurwan, Dirjen Perdagangan Luar Ngeri Kementerian Perdagangan, mengatakan bahwa izin impor beras akan diberikan kepada PPI hingga maret.
“Pengajuan negaranya dari PT PPI. Kami berikan izin hanya sampai bulan Maret. Karena menurut informasi, tidak berhimpitan dengan panen raya petani,” pungkasnya.[]


Sumber: Media Indonesia, edisi Minggu 14/01/2018.
Sumber gambar: https://www.kiblat.net/2018/01/15/soal-impor-beras-dpr-kasihan-petani/

0 Response to "Impor Beras Tidak akan Merugikan Petani?"

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel