Ketika Guru Taman Kanak-Kanak Bercadar


Seorang Netizen Facebook yang memiliki nama akun Sastra ikut berkomentar soal cadar. Namun komentarnya lebih mengarah pada guru anak-anak TK. Berikut komentarnya:

Di tempat saya, ada sebuah sekolah taman kanak kanak yang tenaga pendidiknya kesemuanya menggunakan cadar saat proses belajar mengajar dan sejujurnya bagi diri saya pribadi ada satu penolakan tersendiri, bukan dilihat dari sisi spritualnya tapi penolakan itu datang dari sisi psikologis saya.

Menurut saya pribadi, anak anak usia dini akan lebih menangkap pengajaran yang ditampilkan secara visual. Pada usia tersebut lah seharusnya anak anak dikenalkan tentang mimik, ekspresi dan gerakan. Bagaimana ekspresi marah, sedih, gembira, cara pengucapan, pelafadzan kata kata yang kesemuanya itu akan mudah ditangkap dari semua panca indra wajah wajah yang ada dihadapan mereka. Karena itulah saat kita sebagai orang tua ingin memberikan pengajaran, nasehat atau saat kita memarahi, posisi wajah kita haruslah sama sejajar dengan garis wajah mereka agar anak anak kita tersebut bisa menangkap semua gerakan mata, gerakan bibir serta tarikan dari garis garis wajah kita. Hal itu kelak saat dewasa akan menjadi modal dalam menganalisa kepribadian lawan bicara atau kepekaan terhadap orang orang yang terhubung dan berkomunikasi dengan mereka.

Nah bagaimana anak anak usia dini itu bisa mendapatkan hal itu jika wajah yang setiap hari mereka hadapi tidak tampak oleh mata sehingga mereka hanya terbiasa dengan suara saja. Jadi menurut saya, boleh kita menunaikan kewajiban yang kita yakini tapi terkadang kita juga harus melihat tempat dan situasi. Cadar memang untuk melindungi diri seorang perempuan tapi dihadapan anak anak yang belum aqil baliq, apakah itu diperlukan?

Saya mengatakan hal ini sebab ada beberapa langganan dan sahabat yang anaknya disekolahkan ditempat tersebut malah mengalami kesulitan menghadapi berbagai macam pertanyaan anaknya tentang keadaan guru guru yang penampilannya berbeda dari bunda bunda mereka apalagi kemungkinan guru tersebut tidak, lalai atau malah lupa mengajarkan serta memberi pengertian tentang perbedaan tersebut.

Sesungguhnya saya bukanlah menentang tentang pemakaian cadar, hanya saja bagi saya pribadi seandainya kelak memakainya maka saya akan pakai dengan melihat situasi misalnya saat hendak berada ditempat keramaian, saat menemui yang bukan muhrim atau saat saat kita merasa wajib menggunakannya untuk menjaga diri di tempat tempat yang menurut kita rawan rambang mata. Kalau hanya untuk mengajar di sebuah ruangan kelas yang hanya ada anak anak usia 3 hingga 5 tahun maka saya akan lebih memilih memakai hijab saja agar anak anak yang saja bentuk tidak merasa asing dan mungkin lebih menyenangkan bagi mereka saat kita bercerita atau memberi bahan ajar dengan menekankan pada mimik dan ekspresi wajah. Contohnya saja saat kita mendongeng, cobalah mendongeng dengan suara datar tanpa ekspresi lalu tanyakan kembali pada anak anak tersebut apa isi dongengnya maka mungkin hanya sebagian kecil yang bisa mereka tangkap tapi cobalah mendongeng dengan menampilkannya secara visual menggunakan tekanan suara yang berbeda beda, ekspresi yang berbeda beda pula serta delik mata dan gerakan bibir yang ekspresif niscaya jangankan bisa menjawab apa isi ceritanya, bahkan menceritakan kembalipun bisa mereka lakukan sebab demikianlah mengapa Tuhan menciptakan panca indra lebih banyak di daerah wajah karena di sanalah pintu untuk bisa "melihat" dan menurut saya, anak anak usia dini akan lebih menangkap apa yang kita ajarkan jika kita menyajikannya secara visual lewat mimik dan ekspresi.

Tapi apapun itu, tulisan ini hanyalah sekedar pendapat pribadi saya saja, jadi saya tak ingin ada perdebatan sebab apa yang saya tulis ini mungkin bagi sebagian sahabat merupakan hal yang bertentangan namun apapun itu dari perbedaan inilah kita bisa belajar keragaman pikir. Terimakasih.

Perempuan Bumi Andalas, 7.3.2018.[]

0 Response to "Ketika Guru Taman Kanak-Kanak Bercadar"

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel