Ketika Santri Kecanduan Smartphone
Oleh: Vicky FatamOrgana
Seiring bertambahnya usia kehidupan, terciptalah inovasi-inovasi baru yang terdapat dalam beberapa aspek kehidupan, melalui pemikiran-pemikiran yang terus mengalami perkembangan. Misalnya alat-alat komunikasi seperti handphone yang terus mengalami pembaharuan sehingga semakin canggih.
Mengenai sistem handphone pertama kali ditemukan oleh Martin Cooper, seseorang karyawan pabrik Motorola pada tanggal 03 April 1973. Dari itulah tantangan hadir, yaitu menciptakan alat komunikasi yang fleksibel dan mudah dibawa. Mengenai konsep Smartphone kabarnya sudah ada sejak tahun 1970-an.
Bijak Dalam Bermedia
Setiap alat, seperti alat komunikasi, memiliki dampak negatif maupun positif. Hal ini tergantung bagaimana kita dapat bijak dalam mempergunakannya. Karena sebuah benda akan bermanfa'at kalau digunakan kepada hal-hal yang bermanfa'at sehingga kita dapat bisa merasakan sebuah manfa'at dari benda tersebut. Misalnya alat komunikasi yang diciptakan sebagai media untuk mengobrol dalam jarak jauh, yang awalnya hanya sebatas suara, namun sekarang alat komunikasi bukan hanya sebatas suara saja, tetapi dapat melihat orang yang diajak bicara di dalam alat komunikasinya (video call). Meskipun jaraknya jauh sekalipun (luar negeri) dengan bermodal kuota internet.
Dampak Semakin Canggihnya Alat Komunikasi
Kecanggihan tidak bisa dipungkiri. Dari hal tersebut, semakin memgharuskan kehati-hatian kita dalam bermedia. Karena saking canggihnya alat komunikasi zaman sekarang dapat digunakan sebagaia alat informasi dan lain-lain. Oleh karena itu, alat komunikasi zaman sekarang memiliki dampak negatif maupun positif yang semakin bertambah.
Salah satu dampak positif dari adanya Smartphone diantaranya, bisa dijadikan media dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya tentang ilmu pengetahuan, lowongan pekerjaan dan berbagai informasi yang lainnya. Selain itu, dapat digunakan sebagai alat komunikasi, seperti media sosial guna menjalin ikatan silaturrahim jarak jauh. Bisa dijadikan media penghibur dengan diciptakannya berbagai aplikasi yang hanya tinggal di download. Dan banyak manfa'at yang lainnya dari adanya Smartphone. Selain itu juga memiliki dampak negatif. Faktor utamanya yaitu ketidak adanya kesadaran karena kurangnya pengetahuan mengenai tujuan dan dampak positif maupun negatif dari adanya Smartphone. Diantaranya dampak negatifnya kurangnya kepahaman mengenai tempat dan kondisi yang layak maupun tidak patut mempergunakan Smartphone. Hal ini disebabkan kecanduan yang sudah melekat dalam dirinya sehingga tidak bisa dilepaskan atau jauh dari Smartphone atau di dalam kegiatan kesehariannya harus ada Smartphone yang menemani. Dari hal tersebut juga mengakibatkan lalai dalam kewajiban. Maksudnya saking asiknya berSmartphone sehingga lupa terhadap kewajibannya yang harus segera dilaksanakan, seperti Sholat lima waktu yang tidak bisa di tawar lagi. Bahkan melihat kenyataan yang terjadi sekarang juga berdampak kepada kewajiban- kewajiban yang lainnya. Seperti lalai sebagai status pelajar, maksudnya lebih memprioritaskan Smartphone dari pada mengerjakan tugas dari sekolah maupun diniyah, lalai dalam bersosial, misalnya ketika berada di dalam sebuah perkumpulan seseorang yang telah kecanduan Smartphone cenderung acuh terhadap kondisi sekitar, tetapi lebih fokus kepada Smartphone yang dimilikinya. Tidak hanya itu, saking kecanduan terhadap Smartphone juga bisa membuat lupa akan kebiasaannya sehari-hari yang harus segera dipenuhi, seperti makan, mandi dan lain-lain. Adanya Smartphone juga bisa membentuk watak, perangai atau tabiat buruk maupun baik tergantung pengguna mempergunakannya. Salah satu faktornya yaitu semua yang didapatkan dari Smartphone tanpa adanya sebuah penyaringan dijadikan uswah atau contoh untuk ditiru. Padahal cara yang terbaik untuk mendapatkan wasilah uswah yang baik yaitu dengan belajar kepada guru atau ustad melalui lembaga-lembaga pendidikan yang jelas sumbernya yaitu Al-Qur'an maupun hadist. Karena di dalam Smartphone terdapat data atau naskah yang bersumber dari berbagai agama, aliran maupun watak, tanpa adanya kesadaran dalam diri kita. Oleh karena itu, kita harus bisa memilah-memilih semua yang didapatkan dari Smartphone dengan adanya sebuah Kontrol dari ahlinya.
Dari hal tersebut, seseorang santri yang di doktrin tentang ilmu keagamaan harus bisa mempergunakan media-media apapun seperti media komunikasi sebijak mungkin, yang bisa menjaga identitasnya sebagai santri yang berakhlak mulia, berilmu dan beramal sholih dengan cara menjalankan semua yang didapatkan dari seorang guru maupun ustad, sehingga bukan hanya mendapatkan ilmu yang bermanfa'at tetapi juga barokah.
Selamat Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2020!
Beriman, Berakhlak, Berilmu!
0 Response to "Ketika Santri Kecanduan Smartphone"
Posting Komentar
Tulis Komentar Anda Disini....