Pertemuan Doa: Sajak Agus Widiey
Pertemuan Doa
Jika cinta adalah fitrah
Yang lahir dari rahim sunyi
Maka doa adalah senjata
Saat rindu menelan rasa
Pakondang, 2020
Nostalgia
Setelah engkau pergi
Bayang-bayang terus mensiasati
Membuat kata-kata abadi
Dalam detak di tubuh puisi
Sudah berapakali ku katakan
Bahwa sepotong kenangan
Tumpah di ladang ingatan
Menjadi nyeri pada selat kesedihan
Pakondang, 2020
Menyesal I
Bagaimana aku bisa
Mengungkapkan sebuah rasa
Jika cintamu hanya pura-pura
Terpikat pada kata-kata
Pakondang, 2020
Menysal II
Menyesal aku tak bisa membawamu
Kedalam arwahku
Kedalam jiwaku
Kedalam rohku
Apakah engkau masih ragu
Jika harus memilih aku?
Pakondang, 2020
Menyebut Namamu
Aku menyebut namamu
Sebagai kekasihku
Dalam puisi
Hingga sunyi tak lagi ada disini
Aku menyebut namamu
Dalam sajak ini
Dan kau boleh menyebut namaku
Dalam untaian doamu.
Pakondang, 2020
Agus Widiey, Lahir di Batuputih, Sumenep, Madura 17 Mei 2002. Masih tercatat sebagai santri aktif pondok pesantren Nurul Muchlishin Pakondang Rubaru Sumenep. Aktif menulis di beberapa media dan salah satu puisinya yang termaktub dalam antologi antara lain; Rumah Sebuah Buku(2020) Hidup Itu Puisi (2020) Subuh Terakhir(2020) Seruling Sunyi untuk Mama(2020).
0 Response to "Pertemuan Doa: Sajak Agus Widiey"
Posting Komentar
Tulis Komentar Anda Disini....