Tabik Luka: Puisi-Puisi Agus Widiey
Nostalgia
Hatiku tertinggal di masa lampau
Luka ku tak pernah kemarau
Ia selalu mengajak risau
Dan tak bisa merantau
Ingatan selalu menjelma
Wajahmu yang indah merona
Menghilangkan segala makna
Yang mengedap begitu kama.
Sumenep, 2020
Tangisan Cinta
Setelah api lentik
Membakar semua janji
Kita mulai membisu
Dalam deru waktu
Air mata bertalu-talu
Disebabkan pekat rindu
Yang berakhir sunyi
Dua angin tak lagi bernyanyi.
Sumenep, 2020
Jarak
Ia selalu datang
Meskipun jarak terbentang
Wajahmu terus membayang
Menyentuh sajak di dasar petang.
Sumenep, 2020
Percuma Berjanji
Percuma berucap
Jika hanya sebatas mimpi
Karena mimpi tak pernah abadi
Ia akan pergi menuju sunyi
Percuma berucap janji
Jika janji hanyalah luka
Yang kau buat dengan sengaja
Percuma
Sumenep, 2020
Tabik Luka
Telah ku sapa
Luka yang menganga
Membuat derita dalam jiwa
Membekas di batang rasa.
Sumenep, 2020
Agus Widiey, lahir di Batuputih, Sumenp, Madura, 17 Mei tahun 2002. Merupakan santri aktif Pondok Pesantren Nurul Muchlish di Pakondang Rubaru Sumenep. beberapa puisinya sudah nyantri di antologi Subuh Terakhir (2020) Rumah Sebuah Buku (2020) Hidup Itu Puisi (2020).
0 Response to "Tabik Luka: Puisi-Puisi Agus Widiey"
Posting Komentar
Tulis Komentar Anda Disini....