RAUT PASIR: PUISI-PUISI FARIS AL FAISAL
RAUT PASIR
Masih kusebut namamu
Meski dalam sunyi
Raut pasir
Yang merebut kembali
Yang tak tetap bentuk
Tatkala pesisir diremas tangan angin
Butir-butir putih terusir
Bagai ikan
Pulang ke rahim laut
Aku masih menyebutmu, sekalipun lidah
telah patah
Dan hati rasanya pecah menjadi remah
Indramayu, 2019
MALAM INSOMNIA
jam waktu gugur
Angkanya miring 180°
Pikiran bagai kafilah—mengembara ke negeri
Pejalan yang setia, tak kenal lelah
Ini malam insomnia
Sepasang mata terbuka dan nyala
Genereknya menyimpan dusta
Tatapan ke jurang
Lembah yang menelan tubuh
Dan kisah-kisah pilu
Tapi kau harus tidur, ke lautan istirah
Lalu hanyut ke mimpi-mimpi
Ke dasar mutiara yang paling sunyi
Indramayu, 2019
PERJALANAN PUISI
Perjalanan puisi, seberapa jauh
pergi
Festival ke festival
Antologi ke antologi
Ia ingin kembali
ke tangan pemusi
ke asal kata itu bunyi
Indramayu, 2019
DI JENDELA
Di sebuah jendela
Apa kaulihat seseorang perempuan melongok kita?
Memberi senyum tapi tampak seperti hantu
Membuat hati berdesir
Bulu kuduk pun tegak
Padahal diali menutup tubuh dengan selimut
Ah, mungkin saya terlalu berhalusinasi
Katamu itu hanya cahaya bulan lewat
Tapi kenapa bulan seperti perempuan?
Mengapa terlihat gigi taringnya yang putih bersih?
Tutuplah jendela itu!
Saya tak ingin malam ini terganggu
Kehadiran . makhluk
Namun justru kita jadi tanpa dan saling cakar
Saya mengalah saja
Kau tampak senang
Apa yang Anda ingin bercinta dalam suasana horor
Dan penuh getar-getar jaringan?
Saya hanya bisa membocorkanmu gemetar
Yang entah kenapa jadi mirip sekali dengan perempuan
Di jendela tadi
Indramayu, 2019
BIDADARI SAMUDRA
Dialah yang bidadari samudra. Bahtera
tempat ikan-ikan naik ke geladak. Menyaksikan
senja di tengah lautan. Dan angin yang kehijauan
merogoh tembolok camar. Ia adalah mutiara
dari perut kerang. Berkilau ingin memberi warna
pada hati yang kelabu. Mengoles selarik senyum
dengan keteguhannya menghadang gelombang.
Di balik itu ia sebenarnya punya rindu. Aroma
dermaga dan pelabuhan kecil. Kisah yang tertambat
seperti saluran tersumbat. Kesepian pun melayap
sepanjang pelayaran. Bila ada ubur-ubur sendiri
ia akan berderai air mata. Teringat kekasihnya
yang juga diri sendiri. Mengikat erat
dengan tali karet yang makin mekar. Memenuhi
kerinduan yang berjejal di dalam anjungan.
Riwayat kehidupan para penyair. Menulis
sepi menjadi puisi. Kadang layar dia koyak
dihantam cuaca buruk. Lalu menjahit lagi luka itu
dengan tangan sendiri. Bermain dengan karang
sudah tenggelam. Adakah yang lebih
sabar menunggu hempasan ombak? lalu
mencelupkan lagi hati ke palung terdalam.
Indramayu, 2019
0 Response to "RAUT PASIR: PUISI-PUISI FARIS AL FAISAL"
Posting Komentar
Tulis Komentar Anda Disini....